Pada 1963 Ustadz H. Dachlan Salim Zarkasyi mulai mengajar baca Al-Quran dengan menggunakan “Turutan”. Ternyata, beliau kemudian merasa tidak puas dengan hasil yang dicapai dari "Turutan". Kemudian, beliau mencoba meneliti beberapa buku pelajaran membaca Al-Quran. Dari buku-buku yang ada dirasa kurang memenuhi kriteria untuk mengajar Ilmu Baca Al-Quran yang baik dan benar. Setelah mempelajari buku-buku tersebut, lalu muncullah gagasan untuk menyusun metode sendiri.
Beliau kemudian mulai menyusun Metode Qiraati. Proses ini sangat panjang, dilakukan dengan pengamatan dan berbagai percobaan. Sejak awal penyusunan metode, beliau senantiasa menekankan kepada murid-murid agar membaca Al-Quran dengan LANCAR, yakni CEPAT, TEPAT dan BENAR.
Nama QIRAATI diberikan oleh dua orang, yakni Ustadz Achmad Djunaidi dan Ustadz Syukri Taufiq. QIRAATI mengandung makna “bacaanku” (yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bacaan yang bertajwid lagi tartil).
Kemudian, pada tahun 1970-an, buku Qiraati ditashih dan mendapatkan restu dari seorang ulama besar Al-Quran, yakni KH Arwani Amin AH. Sejak saat itulah, Qiraati mulai dikenal umat Islam dan digunakan dalam mengajarkan ilmu baca Al-Quran.
Dengan menggunakan metode Qiraati yang beliau susun, beliau merintis Taman Kanak-Kanak Al-Quran pada tanggal 1 Juli 1986. Inilah TK Al-Quran yang pertama di Indonesia.